Perluas Layanan Kesehatan, Babinsa Hadiri Sosialisasi SPM Posyandu di Sei Asam Golkar Kota Jambi Gelar Bakti Sosial, H. Budi Setiawan Tegaskan Soliditas Kader untuk Masyarakat PAC LDII Tambaksari Rutin Gelar Pengajian, Teguhkan Hati Jamaah dengan Akhlak Mulia Membina Generasi Qur’ani Sejak Dini, Masjid Al Mukmin Jadi Cahaya Pendidikan Agama di Jambi Kodim 0419/Tanjab Salurkan Beras Bulog dalam GPM Bulan Agustus 2025

Home / Artikel

Rabu, 26 Februari 2025 - 11:55 WIB

Sholat Sebagai Jalan Menyatu dengan Kasih Sayang Allah

Oleh : Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla.

Pendahuluan

Sholat adalah puncak ibadah yang tidak hanya berupa ritual fisik, tetapi juga perjalanan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. Banyak di antara kita yang menjalankan sholat hanya sebagai rutinitas tanpa memahami esensi mendalam di baliknya. Padahal, jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan penghayatan, sholat dapat menjadi jalan untuk menenangkan hati, mengendalikan ego, dan mengaktifkan kasih sayang Allah dalam diri kita.

Artikel ini akan mengajak kita merenungkan kembali makna sholat, khususnya dalam bagaimana gerakan dan bacaan dalam sholat dapat membentuk karakter dan jiwa yang penuh kasih sayang, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Ankabut (29:45):

Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…

Mari kita telaah bagaimana setiap bagian dalam sholat sesungguhnya adalah pelatihan untuk menundukkan ego dan menghidupkan cinta serta kelembutan dalam hati.

Menghayati Setiap Gerakan dan Bacaan dalam Sholat

1. Takbiratul Ihram: Masuk ke Puncak Kehadiran Allah

Ketika kita mengangkat tangan dan mengucapkan “Allahu Akbar”, kita sedang meninggalkan dunia sejenak untuk memasuki keheningan suci bersama Allah. Ini adalah momen di mana kita melepaskan segala kegelisahan, kekhawatiran, dan kesibukan duniawi.

Baca :  Lahir dari Kehilangan, Tumbuh dalam Pengabdian

Sejak awal, kita diajak untuk menikmati sholat sebagai pertemuan dengan Allah, bukan sekadar kewajiban yang harus dilakukan.

2. Al-Fatihah: Membuka Hati untuk Merasakan Kehadiran Allah

Surat Al-Fatihah adalah inti dari sholat. Kata Fatihah sendiri berarti “pembuka,” yaitu pembuka hati kita agar lebih peka terhadap kehadiran Allah.

• (Bismillahirrahmanirrahim) – Kita mengawali dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

• (Alhamdulillahirabbil ‘alamin) – Kita menyadari bahwa segala puji hanya milik Allah, bukan milik ego kita.

• (Ar-Rahmanir-Rahim) – Menyadari bahwa seluruh alam semesta ini berjalan atas dasar kasih sayang-Nya.

Ketika hati terbuka, kita tidak hanya membaca Al-Fatihah, tetapi juga merasakan bahwa Allah benar-benar hadir dalam hidup kita.

3. Berdiri dalam Sholat: Posisi Ego di Atas Hati

Dalam posisi berdiri, otak kita berada di atas hati. Otak adalah pusat ego dan keinginan, sedangkan hati adalah tempat zat kasih sayang Allah dalam diri kita.

Namun, jika ego terlalu dominan, hati menjadi tertutup. Oleh karena itu, sholat mengajarkan kita untuk merendahkan ego sedikit demi sedikit agar hati lebih terbuka untuk menerima cahaya Allah.

Baca :  Kebangkitan Nasional: Menyalakan Obor Perjuangan Menuju Indonesia Emas

4. Rukuk: Menyejajarkan Pikiran dengan Hati

Ketika kita rukuk, kita menundukkan kepala hingga sejajar dengan hati. Ini bukan sekadar gerakan fisik, tetapi simbol dari menyeimbangkan antara akal dan nurani.

Sering kali dalam kehidupan, kita terlalu mengikuti logika dan keinginan duniawi tanpa mendengarkan suara hati. Rukuk mengajarkan kita untuk menyejajarkan keduanya, agar tidak hanya berpikir dengan kepala, tetapi juga dengan rasa dan kelembutan hati.

5. Sujud: Meletakkan Ego di Titik Terendah

Sujud adalah gerakan paling kuat dalam sholat. Saat sujud, kepala yang biasanya berada di posisi tertinggi kini diletakkan di tanah, bahkan lebih rendah dari hati.

Ini adalah simbol dari kepasrahan total kepada Allah. Dalam sujud, kita meletakkan semua ambisi, hawa nafsu, dan keinginan kita di bawah, membiarkan nurani yang dipenuhi kasih sayang Allah mengambil alih.

Tidak heran jika dalam Islam, sujud disebut sebagai posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya.

6. Salam: Menyebarkan Kasih Sayang ke Sekeliling

Baca :  TNI dan Perkim Kota Jambi Bersinergi, Hadirkan Harapan Lewat Bedah Rumah untuk Warga Tak Mampu

Sholat diakhiri dengan salam ke kanan dan ke kiri. Ini bukan sekadar penutup, tetapi juga simbol bahwa setelah mengaktifkan kasih sayang Allah dalam diri, kini saatnya menyebarkannya kepada sesama manusia.

Seorang yang benar-benar memahami sholat akan menjadi pribadi yang lebih lembut, penuh kasih sayang, dan menjauhi segala bentuk kezaliman.

Kesimpulan: Sholat Sebagai Aktivasi Kasih Sayang dalam Hidup

Sholat bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan proses transformasi diri. Jika dilakukan dengan benar, sholat akan :

• Menjadikan kita lebih sabar dan penyayang.

• Mengurangi dominasi ego dan hawa nafsu.

• Mengajarkan keseimbangan antara akal dan hati.

• Membantu kita lebih merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Sebagaimana disebutkan dalam QS. AlAnkabut (29:45), sholat memiliki output nyata dalam kehidupan, yaitu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Jika sholat kita benar, maka karakter kita juga akan semakin baik.

Semoga kita semua dapat semakin memahami dan menghayati setiap gerakan dan bacaan dalam sholat, sehingga benar-benar menjadi sarana untuk menyatu dengan kasih sayang Allah dan menyebarkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. 

Share :

Baca Juga

Artikel

Generasi Bangsa dalam Bahaya: Tragedi LGBT dan Pelajaran bagi Kita Semua

Artikel

Pers: Di Antara Pilar Demokrasi dan Pelanggar Kaidah Bahasa

Artikel

“Tertampar” Wartawan Muda, Kopi Makin Pahit

Artikel

Proses Seleksi Anggota KPU dan Bawaslu Perlu Keterlibatan Publik

Artikel

“Prabowo, Jokowi, dan Badai Politik: Antara Harapan, Kekecewaan, dan Jalan Menuju Indonesia Emas 2045”

Artikel

Iran Balas Serangan: Pangkalan Militer AS di Qatar Dihantam Rudal, Wilayah Israel Dilanda Hujan Drone dan Roket Presisi Tinggi

Artikel

Catatan Ketua MPR RI : Menuju Endemi, Ikhtiar Merdeka dari COVID-19

Artikel

HAKIKAT AKAL, KEHIDUPAN, DAN KEMATIAN: MENGUNGKAP RAHASIA AZAB KUBUR DENGAN LOGIKA, SAINS, DAN WAHYU