Babinsa Anis Puadi Turun ke Warga Tanjung Baru, Eratkan Silaturahmi dan Perkuat Soliditas TNI–Rakyat Bangun Keakraban dan Serap Informasi, Babinsa Pasar Jambi Gelar Komsos Bersama Warga Babinsa Pelayangan Dampingi Pedagang Kaki Lima, Tertibkan Area BKR Putri Pinang Masak Babinsa Kasang Jaya Perkuat Keamanan Wilayah Lewat Komsos Malam Hari Turnamen Sepak Bola Tarkam di Mersam, Babinsa Tekankan Sportivitas dan Keamanan

Home / Opini

Senin, 10 November 2025 - 01:05 WIB

Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu

Oleh : Letkol (Purn) Firdaus

Pada setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia kembali menundukkan kepala dalam hening, merenungkan perjalanan panjang bangsa ini yang ditempa oleh darah, air mata, dan pengorbanan. Hari Pahlawan bukan sekadar peringatan seremonial; ia adalah ruang batin untuk menakar kembali siapa kita sebagai bangsa, dan ke mana kita hendak melangkah.

“Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia,” demikian pekik Bung Karno. Kalimat itu bukan sekadar seruan heroik, melainkan tekad dan keyakinan bahwa kejayaan bangsa bertumpu pada generasi yang berkarakter, berani, dan mencintai tanah airnya dengan perbuatan, bukan hanya ucapan.

Dalam setiap episode sejarah, para pahlawan tidak pernah menunggu kenyamanan atau kepastian. Mereka melangkah justru ketika masa depan terlihat gelap. Mereka tahu bahwa harga kemerdekaan adalah keberanian menghadapi ketidakpastian, keteguhan pada prinsip, dan kesediaan berkorban demi yang lebih besar dari diri sendiri.

Baca :  Ole Romeny Siap Tempur, Timnas Indonesia Tantang Arab Saudi yang Diperkuat Rekan Setim Cristiano Ronaldo

Hari ini, saat bangsa ini dihadapkan pada tantangan yang berbeda—ketimpangan ekonomi, polarisasi politik, derasnya informasi yang memecah perhatian, serta ancaman erosi karakter generasi muda akibat budaya instan—semangat kepahlawanan itu dituntut hadir dalam wajah baru. Kita tidak lagi berperang dengan bedil dan meriam, namun melawan ketidakpedulian, korupsi moral, apatisme, serta hilangnya empati sosial.

Pahlawan masa kini bukan hanya mereka yang mengangkat senjata, tetapi siapa saja yang menjaga integritas di tengah godaan pragmatisme; yang memilih jujur ketika banyak jalan pintas terbuka; yang bekerja tulus bagi masyarakat tanpa pamrih; yang mendidik generasi dengan kasih dan keteladanan; yang melindungi negeri ini dari perpecahan dan kebencian.

Baca :  Sebuah Renungan di Usia Delapan Puluh TNI

Generasi muda hari ini hidup pada era keterbukaan dan kompetisi global. Mereka bukan generasi lemah; mereka generasi yang diberi kesempatan untuk mewarisi panggilan sejarah: menyempurnakan kemerdekaan dengan karya, inovasi, keberanian, dan akhlak yang baik. Sebagaimana Jenderal Sudirman pernah menegaskan, *“Tentara tidak boleh menyerah, selama masih ada denyut nadi.”* Begitu pula rakyat Indonesia—tidak boleh menyerah pada pesimisme dan kegaduhan, selama semangat cinta tanah air masih berdenyut dalam dada.

Baca :  Sejarah PEPABRI: Konsistensi Pengabdian dari Masa ke Masa

Bangsa ini tidak hanya butuh pemimpin besar, tetapi juga rakyat besar. Kita telah memiliki contoh: mereka yang berjuang dalam sunyi, bekerja tanpa sorak sorai, dan memilih setia pada nilai kebangsaan.

Pada momentum Hari Pahlawan ini, marilah kita tegapkan kembali janji kebangsaan: menjaga persatuan, menebarkan kebaikan, menjadi pembawa damai, serta terus membangun negeri ini dengan kesungguhan.

Karena mencintai Indonesia tidak berhenti pada nyanyian lagu kebangsaan atau pengibaran bendera. Cinta pada tanah air adalah kerja, adalah keteladanan, adalah keberanian memilih jalan yang benar meski panjang dan terjal.

Teladani pahlawanmu. Cintai negerimu”. Di tangan kita, semangat itu tidak boleh padam. (JT5

Share :

Baca Juga

Opini

Manuver Politik Memanas: Jokowi dan Oligarki Mulai Tekan Prabowo

Opini

Api Pancasila Tak Pernah Padam: Menolak Lupa, Menjaga Bangsa

Opini

Langkah Menuju Neraka Dunia: Kunjungan Menlu Iran ke Moskow Picu Konsolidasi Blok Timur Hadapi AS – Perang Dunia Ketiga Semakin Nyata

Opini

Proses Seleksi Anggota KPU dan Bawaslu Perlu Keterlibatan Publik

Opini

Semua Berlalu dengan Begitu Saja

Opini

Kebangkitan Nasional: Menyalakan Obor Perjuangan Menuju Indonesia Emas

Opini

“Tertampar” Wartawan Muda, Kopi Makin Pahit

Opini

“Pariwisata Sumatera Utara dan Peranan Pers” Antara Promosi dan Kritik