Oleh : Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla. (_Sorveyor Hydro Oceanographic Class “A”_)
(Pendekatan Akademis dan Iptek untuk Mewujudkan Pembangunan Terukur dan Berkeadilan)
Pendahuluan
Provinsi Jambi memiliki potensi sumber daya alam (SDA) dan demografi yang signifikan, namun hingga kini belum memiliki road map atau master plan pembangunan jangka panjang yang terukur dan terarah. Ketiadaan dokumen perencanaan induk ini menyebabkan kebijakan pembangunan seringkali bersifat parsial, sporadis, dan tidak berbasis pada data ilmiah. Dalam konteks pembangunan daerah yang modern dan berkelanjutan, perencanaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi kebutuhan mutlak untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan.
Salah satu pendekatan strategis yang dapat digunakan adalah penerapan Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System — GIS) sebagai basis penyusunan master plan pembangunan Provinsi Jambi. GIS memungkinkan pemerintah daerah untuk mengintegrasikan data spasial dan non-spasial menjadi peta-peta tematik, yang berfungsi sebagai instrumen analisis, perencanaan, dan pengambilan keputusan yang akurat.
Konsep GIS dalam Perencanaan Pembangunan
1. Definisi dan Fungsi GIS
GIS adalah sebuah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisis, dan memvisualisasikan data yang berkaitan dengan posisi geografis di permukaan bumi. Melalui pendekatan ini, pemerintah dapat memetakan berbagai aspek pembangunan dan menghasilkan peta tematik sesuai kebutuhan strategis.
Peta-peta tematik tersebut tidak hanya menampilkan representasi visual, tetapi juga memuat basis data terintegrasi yang dapat dianalisis secara mendalam untuk mendukung kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy).
2. Ragam Peta Tematik untuk Provinsi Jambi
Dengan teknologi GIS, dapat dihasilkan puluhan hingga ratusan peta tematik sesuai prioritas pembangunan, antara lain :
• Pemetaan Geografis dan Tata Ruang
Menentukan batas wilayah administrasi, kawasan hutan, permukiman, infrastruktur, dan zona konservasi.
• Peta Demografi dan Kependudukan
Meliputi data detail jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, profesi, agama, suku, status sosial, hingga tingkat pengangguran.
• Peta Infrastruktur
Memproyeksikan pembangunan jalan, pelabuhan, bandara, jaringan listrik, telekomunikasi, dan sarana publik sesuai kebutuhan populasi dan perkembangan teknologi.
• Peta Lahan dan Kesesuaian Penggunaan
Mencakup peta lahan subur, kritis, kering, dan potensi lahan untuk pertanian, perkebunan, industri, dan pemukiman.
• Peta Sumber Daya Alam (SDA)
Menyajikan data lengkap tentang potensi mineral, batubara, minyak, gas, perikanan, hutan, serta sumber daya air yang menjadi modal pembangunan ekonomi.
Dengan detail semacam ini, GIS memberikan gambaran komprehensif kondisi aktual Provinsi Jambi sebagai basis penentuan arah pembangunan.
Metodologi Penyusunan Master Plan Jambi
1. Pendekatan Ilmiah dan Terukur
Perencanaan berbasis GIS memerlukan pendekatan metodologis yang jelas dan berbasis ilmiah. Tahapan penyusunan master plan meliputi :
• Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
Melalui survei lapangan, citra satelit, drone mapping, sensus penduduk, dan integrasi dengan data BPS, BIG, dan Kementerian/Lembaga terkait.
• Integrasi Basis Data Spasial dan Non-Spasial
Menggabungkan data lokasi dengan data sosial-ekonomi, demografi, dan potensi SDA.
• Analisis Spasial dan Pemodelan Prediktif
Menggunakan analisis spasial, machine learning, dan predictive modelling untuk mensimulasikan dampak pembangunan terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi.
• Visualisasi dan Animasi Perencanaan Masa Depan
Dengan teknologi 3D GIS dan city modelling, pemerintah dapat menampilkan visualisasi pembangunan Jambi dalam horizon waktu 5, 10, 20, hingga 100 tahun ke depan.
Manfaat Strategis Master Plan Berbasis GIS
1. Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang
Menyediakan peta jalan pembangunan dalam horizon 5, 10, 20, hingga 100 tahun, sehingga setiap kebijakan memiliki arah yang jelas.
2. Efisiensi Anggaran dan Optimalisasi APBD
GIS memungkinkan perhitungan kebutuhan anggaran secara tepat, menentukan sumber pembiayaan dari APBD, pusat, maupun skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha).
3. Penciptaan Lapangan Kerja dan Peningkatan Kesejahteraan
Melalui analisis data kependudukan dan kompetensi SDM, GIS dapat memetakan peluang kerja, mendukung pertumbuhan UMKM, dan mengurangi pengangguran.
4. Keadilan Sosial dan Implementasi Pancasila
Dengan pembangunan yang terukur, kebijakan dapat diarahkan untuk pemerataan hasil pembangunan dan mewujudkan Sila Kelima Pancasila: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jambi.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Ketiadaan master plan untuk Provinsi Jambi adalah tantangan sekaligus peluang. Dengan pemanfaatan GIS sebagai fondasi perencanaan, Jambi dapat melakukan lompatan besar menuju pembangunan modern yang terukur, berkelanjutan, dan inklusif.
Rekomendasi strategis :
• Segera membentuk Tim Perencanaan Master Plan Jambi melibatkan akademisi, praktisi teknologi, Bappeda, dan DPRD.
• Membangun Pusat Data GIS Provinsi Jambi sebagai one stop data center untuk perencanaan lintas sektor.
• Mengintegrasikan GIS dengan kebijakan nasional seperti RPJMN, RPJMD, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
• Mendorong kolaborasi publik-swasta dalam pembiayaan pembangunan berbasis data spasial.
Dengan langkah ini, Jambi akan memiliki road map pembangunan yang berbasis iptek, terarah, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, sekaligus memastikan pembangunan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Jika Pemda dan Masyarakat Jambi setuju, saya bisa menyusun dokumen akademik lengkap berupa Naskah Master Plan Jambi Berbasis GIS yang terstruktur dalam 12 bab lengkap dengan data, peta tematik, visualisasi 3D, dan animasi pembangunan.










