Langkah Bersama TNI di Batulelleng: Jalan Baru untuk Harapan Baru Danrem 042/Gapu dan Komisi I DPR RI Bahas Strategi Pertahanan dan Pembangunan Jambi Cegah Api Sebelum Muncul, Danrem 042/Gapu Pimpin Pemberangkatan Satgas Karhutla Jambi Kasrem 042/Gapu Sambut Tim Reses Komisi I DPR RI di Jambi Arena Memanas! Duel Sengit Pesilat di Piala Danrem 042/Gapu Ditentukan hingga Poin Terakhir

Home / Artikel

Sabtu, 17 Mei 2025 - 10:57 WIB

“Langit Asia Bergejolak: Jet Tempur India Gugur di Tangan Senjata Cina – Dunia Menyaksikan Lahirnya Keseimbangan Peradaban Baru..!”

Oleh : Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla.

Asia Selatan meledak dalam kejutan geopolitik yang mengguncang fondasi kekuatan militer global..!

Dini hari pukul 01.00 waktu setempat, India meluncurkan Operasi Militer Udara skala besar bernama Sindur, menargetkan wilayah Kashmir dan kamp militan di sekitar Muzaffarabad, Pakistan. Didukung oleh armada tempur mutakhir seperti Rafale Prancis, Sukhoi dan MiG Rusia, serta drone Heron buatan Israel, India percaya diri dalam keunggulan teknologinya. Namun, kepercayaan itu luluh lantak hanya dalam hitungan jam.

Lima jet tempur utama India—ikon kekuatan udara negara itu—ditembak jatuh dalam insiden yang kini menjadi bencana militer terbesar India dalam dua dekade terakhir.

Yang mencengangkan, pesawat-pesawat tersebut bukan dikalahkan oleh jet tempur Amerika atau sistem pertahanan Rusia, melainkan oleh kombinasi jet dan sistem rudal buatan penuh Cina—menandai debut global teknologi militer Beijing di medan perang konvensional secara langsung dan destruktif.

Fakta-Fakta Menggemparkan :

Pesawat India yang Ditembak Jatuh :

• 3 × Rafale (buatan Dassault Aviation, Prancis)

• 1 × MiG-29 (buatan Rusia)

• 1 × Sukhoi-30 MKI (kerja sama Rusia-India)

• 1 × Drone Heron (Israel)

Baca :  Hangatnya Kebersamaan di Paal Lima: Family Gathering Satukan Warga dan Harapan

Korban jiwa di Pakistan (data awal CNN):

• 26 tewas, termasuk seorang anak perempuan usia 3 tahun

• 46 luka-luka

Sistem Senjata Pakistan yang Digunakan:

Jet tempur: J-10C & JF-17 Thunder (Chengdu Aircraft Industry, Cina)

Sistem pertahanan udara: HQ-9B, HQ-16, LY-80 (disebut “Iron Wall of the East”)

Dampak Global: Teknologi Barat Terpukul, Cina Menanjak

Peristiwa ini menjadi titik balik dramatis dalam sejarah militer modern. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jet Rafale—pesawat senilai lebih dari $100 juta per unit—ditembak jatuh dalam pertempuran nyata, bukan oleh rudal Patriot Amerika atau sistem S-400 Rusia, tetapi oleh teknologi Tiongkok senilai kurang dari $25 juta.

Bursa saham bereaksi keras :

Saham Dassault Aviation jatuh 12% dalam waktu 24 jam.

Saham Chengdu Aircraft Industry melonjak 18%, tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Laporan Bloomberg dan Nikkei Asia mengonfirmasi: “Serangan ini merupakan demonstrasi kekuatan strategis militer Tiongkok di panggung dunia.”

Keseimbangan Baru di Timur Tengah: Mesir Bangkit, Israel Resah

Efek domino dari insiden ini meluas ke kawasan Timur Tengah. Mesir, yang telah lebih dulu membeli sistem HQ-16 dan LY-80 serta jet JF-17 dari Tiongkok, kini disebut sebagai kekuatan udara baru di kawasan. Hal ini memicu reaksi keras dari Israel.

Baca :  “Manifesto Kebangsaan Seri Ketiga: Kedaulatan SDA untuk Kesejahteraan Rakyat — Bukan untuk Segelintir Elite”

Laporan Kementerian Pertahanan Israel menyebut pengadaan sistem tersebut oleh Mesir sebagai:

Ancaman langsung terhadap supremasi udara Israel di kawasan Timur Tengah.”

Dan tak lama berselang, dunia menyaksikan latihan militer besar pertama antara Mesir dan Cina :

Elang Peradaban 2025”, di mana jet JF-17 terbang rendah melintasi Piramida Giza—simbol dari hadirnya peradaban militer baru di jantung Arab.

Implikasi Strategis dan Hukum Internasional

1. Konvensi Chicago 1944 dan Piagam PBB Pasal 2(4):

Operasi “Sindur” diluncurkan tanpa mandat internasional atau bukti konkret keterlibatan negara dalam aksi terorisme lintas batas. Hal ini menimbulkan kritik terhadap India yang dianggap melanggar prinsip non-intervensi.

2. Perjanjian Kontrol Senjata Global:

Dominasi Cina dalam bidang ekspor senjata kini menggeser posisi Amerika Serikat dan Rusia. Laporan SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) awal tahun ini bahkan menyebut bahwa ekspor senjata Cina ke kawasan Asia-Afrika naik 42% dalam 3 tahun terakhir.

Baca :  Asa Dibalik Berkah Hari Bhayangkara

Prediksi: Dunia Menuju Tata Baru Multipolar Berbasis Teknologi Cina

Era Uni-Polar Amerika mulai tergerus.

Tata dunia Multipolar menguat, dengan kutub baru terbentuk di Asia—dikomandoi oleh Cina dalam bidang teknologi militer dan diplomasi strategis.

Menurut laporan RAND Corporation dan IISS London, jika tren ini terus berlanjut hingga 2030 :

• Cina diprediksi akan melampaui Rusia dalam ekspor senjata konvensional.

• Negara-negara seperti Turki, Mesir, UEA, bahkan Brasil, mulai _diversifikasi_ pembelian militer mereka ke luar blok NATO.

Pertanyaan Kunci yang Menghantui Dunia :

• Apakah ini awal dari berakhirnya dominasi Israel–Amerika di Timur Tengah..?

• Akankah Pakistan–Mesir–Cina menjadi poros baru kekuatan Eurasia..?

• Mampukah teknologi Barat mengejar ketinggalan..?

• Dan lebih jauh: apakah dunia tengah menyaksikan kelahiran “Peradaban Militer Baru” dari Timur..?

Yang pasti, peristiwa kemarin malam akan tercatat sebagai momen titik balik dalam sejarah peperangan modern.

Bukan hanya soal rudal dan jet, tetapi tentang transisi kekuasaan dunia.

Kini bukan hanya Washington dan Moskow yang bicara…

Beijing mulai bicara dalam bahasa kekuatan.

Share :

Baca Juga

Artikel

KOPI PAHIT (2): Pilkada dan Gaple Syar’i

Artikel

Budi dan Fadhil Bertemu…

Artikel

Pengamat Militer Khairul Fahmi : Kejanggalan Dibalik Drama Penyanderaan Pilot Susi Air

Artikel

Ciri-Ciri Orang Cerdas Secara Psikologis dalam Perspektif Islam

Artikel

“Tertampar” Wartawan Muda, Kopi Makin Pahit

Artikel

Gubernur Jambi Incar Ketua Umum KONI, Pengamat: Rakyat Butuh Pemimpin yang Fokus

Artikel

Guru Hebat, Indonesia Kuat: Refleksi Hari Guru Nasional 2024

Artikel

Proses Seleksi Anggota KPU dan Bawaslu Perlu Keterlibatan Publik