Menunduk untuk Mengulurkan Tangan: Kodim 0416/Bute dan Lions Club Salurkan Bantuan untuk Pejuang Bangsa LDII Tutup Perkemahan CAI ke-46 Jambi: Serukan Nasionalisme dan Akhlak Mulia LDII Jambi Dorong Dakwah Lewat Tulisan di Perkemahan CAI ke-46 RPJMD dan Pembangunan yang Berakar pada Kebutuhan Rakyat Dari Bapeltan, Pesan Kemanusiaan Senkom Menggema

Home / Artikel

Kamis, 30 Mei 2024 - 08:06 WIB

“Tertampar” Wartawan Muda, Kopi Makin Pahit

Oleh : Hery FR (*)

SEPERTI biasanya, setiap pagi selalu menikmati riitual segelas kopi pahit ditemani kepulan asap jie sam soe sambil membuka PC melihat berita-berita masuk.

Saat tegukan ke 7 kopi pahit, tiba-tiba ada notifikasi WA messenger dari seorang sahabat wartawan muda Anil Hakim mengirim draft opini dengan judul “Panggil Kami Wartawan atau Jurnalis”.

Sebaris pesan lainnya “Izin, apakah ini layak untuk diterbitkan kanda ketua ?”

Baca :  “Netralitas Strategis Indonesia di Tengah Krisis Iran-Israel: Menghindari Polarisasi Global dan Menjaga Ketahanan Nasional”

Tak pelak lagi saya harus melihat draft tulisan opini karya sang wartawan muda tersebut.

Dalam opini tersebut bagaimana keresahan Anil Hakim atas “Penumpang Gelap” yang bikin resah profesi yang dibanggakannya sebagai wartawan jadi ajang tumpangan oknum yang kurang layak disebut wartawan.

Keresahan sang wartawan muda yang dituangkan dalam bentuk karya tulis ini seakan menjadi “Tamparan keras” dan membuat kopi yang saya minum makin pahit.

Baca :  Aku dan Vitiligo: Ketika Ujian Kulit Menjadi Jalan Menuju Cahaya Ilahi

Bagaimana tidak, sejak beberapa tahun terakhir karena kesibukan sebagai pengurus organisasi pers dan lainnya, nyaris sudah tidak pernah lagi menulis opini.

“Tamparan” makin terasa keras ketika bagaimana dalam berbagai kegiatan sharing knowledge, FGD dan seabrek diskusi sering memberi motivasi ke teman-teman muda agar terus berkarya secara istiqomah sebagai refleksi rasa syukur atas talenta yang Allah SWT Anugerahkan sebagai wartawan yang konon sebagai profesi “Nabi-Nabi Kecil” sebagai pembawa pesan dan informasi pendidikan, hiburan dan kontrol sosial sebagaimana fungsi pers yang diatur dalam undang-undang nomor 40/1999.
Dan kopi terasa makin pahit ketika teringat pesan Rasulullah SAW tentang bagaimana pentingnya menjadi pribadi yang layak dicontoh harus memberi contoh dalam bentuk perbuatan.

Baca :  Bangun Kedekatan, Babinsa Sertu A. Wahab Rutin Anjangsana ke Rumah Warga Binaan

“Belajar tanpa berpikir itu tidaklah berguna, tapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya” (Ir. Sukarno)

Share :

Baca Juga

Artikel

Secercah Asa Diujung Penantian Panjang Warga Pakpak Bharat Terwujud Lewat TMMD

Artikel

Prestasi Bukan Mimpi: Menatap Masa Depan Atlet Jambi

Artikel

Antara Pragmatisme dan Ideologi: Strategi PDIP dalam Pilkada Jambi 2024

Artikel

SKANDAL PEMAGARAN LAUT 30,16 KM DI TANGERANG: KEJAHATAN TERSTRUKTUR DAN PERAMPOKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT!

Artikel

Iran Balas Serangan: Pangkalan Militer AS di Qatar Dihantam Rudal, Wilayah Israel Dilanda Hujan Drone dan Roket Presisi Tinggi

Artikel

Presiden Prabowo Subianto Tegas Pangkas Anggaran Demi Rakyat: Rp500 Triliun untuk Infrastruktur dan Kesejahteraan..!

Artikel

Dendam Tiongkok terhadap Nusantara: Dari Konflik Majapahit hingga Infiltrasi Modern

Artikel

Ini Budi