Oleh: Letkol (Purn) Firdaus
PERINGATAN Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 yang jatuh pada 2 Mei mengusung tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.” Tema ini menekankan pentingnya kolaborasi seluruh elemen bangsa dalam membangun sistem pendidikan yang merata, inklusif, dan berkualitas.
Pendidikan bukan hanya proses transfer ilmu, melainkan juga pembentukan karakter dan nilai-nilai luhur kebangsaan. Ki Hajar Dewantara, pelopor pendidikan nasional, merumuskan prinsip pendidikan yang abadi:
“Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”
Artinya, di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, dan di belakang memberikan dorongan.
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, pun menegaskan pentingnya pendidikan dan peran pemuda dengan ungkapan legendaris:
“Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Pendidikanlah yang melahirkan pemuda-pemuda yang mampu mengguncang dunia dengan gagasan dan karya.
Peringatan Hardiknas juga menjadi momen reflektif melihat praktik global. Di negara-negara maju seperti Finlandia, Jepang, dan Kanada, orang tua rela berinvestasi besar dalam pendidikan anak sejak usia dini karena mereka menyadari bahwa masa kanak-kanak adalah fase perkembangan otak paling pesat dan krusial, tempat terbentuknya fondasi kognitif, emosional, sosial, dan moral.
Menurut ekonom peraih Nobel, James Heckman:
“Investasi dalam pendidikan usia dini memberikan return yang paling tinggi dalam jangka panjang.”
Hal ini menunjukkan bahwa mendidik anak sejak dini bukan sekadar pengeluaran, tetapi investasi masa depan.
Beberapa alasan utama mengapa pendidikan usia dini sangat penting:
1. Fondasi Kecerdasan dan Karakter
Anak-anak usia dini menyerap informasi dengan cepat dan membentuk kebiasaan positif. Pendidikan berkualitas membangun daya pikir, kreativitas, dan kedisiplinan.
2. Dampak Jangka Panjang
Anak yang mendapat pendidikan dini yang baik cenderung sukses secara akademik, ekonomi, dan sosial di masa depan.
3. Mengurangi Ketimpangan Sosial
Pendidikan dini membantu mempersempit jurang antara anak dari keluarga kaya dan miskin, menciptakan kesetaraan peluang.
4. Efisiensi Ekonomi
Mencegah lebih murah daripada memperbaiki. Intervensi dini jauh lebih efisien daripada rehabilitasi di usia dewasa.
Seorang jurnalis senior Hery FR di Jambi menuturkan,
“Pendidikan memberi ilmu, keterdidikan membentuk perilaku. Keduanya harus berjalan seiring membentuk generasi yang cerdas dan berakhlak.”
Ketua DPD Pepabri Provinsi Jambi, Kolonel (Purn) Bunadi, menyampaikan,
“Hari Pendidikan Nasional bukan sekadar seremoni, tetapi ajakan nyata untuk kita semua—termasuk para purnawirawan—agar terus mendorong semangat belajar dan cinta tanah air di kalangan generasi muda.”
Peringatan Hardiknas 2025 diperingati dengan berbagai kegiatan di sekolah dan instansi, seperti upacara, seminar, aksi literasi, hingga bakti sosial. Semua bentuk partisipasi ini mencerminkan semangat gotong royong dalam mencerdaskan bangsa.
Sejalan dengan ajaran Islam, keutamaan ilmu ditegaskan dalam firman Allah:
“Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah: 11)
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025.
Mari terus kuatkan kolaborasi dan investasi dalam pendidikan sejak dini demi masa depan generasi Indonesia yang beriman, berilmu, dan berakhlak.**