Ketua DPD Pepabri Jambi: Kami Hadir untuk Menghidupkan Api Perjuangan Langkah Bersama TNI di Batulelleng: Jalan Baru untuk Harapan Baru Danrem 042/Gapu dan Komisi I DPR RI Bahas Strategi Pertahanan dan Pembangunan Jambi Cegah Api Sebelum Muncul, Danrem 042/Gapu Pimpin Pemberangkatan Satgas Karhutla Jambi Kasrem 042/Gapu Sambut Tim Reses Komisi I DPR RI di Jambi

Home / Artikel

Kamis, 26 Juni 2025 - 18:00 WIB

Hijrah adalah Perjalanan yang Tak Terlihat oleh Mata, Tapi Dirasakan oleh Jiwa

DENGAN resonansi spiritual dan relevansi sosial, Tahun Baru Hijriah bukan sekadar pergantian kalender, tetapi ajakan mengganti cara berpikir dan bersikap—dari ego menuju empati, dari diam menuju aksi nyata. Momentum 1 Muharram 1447 H mengajak kita pada hijrah yang hakiki, yakni bukan hanya perpindahan fisik, melainkan perpindahan hati menuju cahaya, kebermanfaatan, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Tahun Baru Islam bukan sekadar penanda waktu. Ia adalah panggilan untuk berubah, merenung, dan memperbaiki arah hidup. Hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah bukan sekadar perjalanan geografis, tetapi peralihan peradaban dari kegelapan menuju cahaya. Di masa kini, hijrah tidak lagi harus berpindah kota, melainkan berpindah pola pikir dan orientasi hidup—dari kehidupan yang berpusat pada diri sendiri menuju kehidupan yang memberi arti bagi sesama.

Baca :  Indonesia Gaduh Politik, Rakyat Terlupakan: Saatnya Kembali ke Konstitusi dan Kedaulatan SDA untuk Kesejahteraan Bangsa

Hijrah adalah proses spiritual yang dalam dan menyentuh batin. Setiap pergantian tahun mengajak kita mengevaluasi: apakah hati kita masih keras atau mulai melembut? Apakah langkah kita semakin mendekat kepada Allah atau justru menjauh? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi penting agar kita tidak sekadar melewati waktu, tetapi mengisi waktu dengan makna. Sebab waktu yang hilang tak akan pernah kembali, namun niat dan tekad untuk berubah selalu bisa diperbarui.

Tahun Baru Islam juga menjadi ruang untuk hijrah sosial. Di tengah realitas kehidupan yang penuh tantangan—kemiskinan, krisis pangan, ketidakadilan akses pendidikan dan kesehatan—kita diajak tidak hanya memperbaiki ibadah pribadi, tetapi juga memperluas makna keimanan melalui tindakan nyata. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” Maka iman sejati bukan hanya hidup di dalam hati, tetapi juga harus hadir dalam tindakan: memberi makan yang lapar, menguatkan yang lemah, memperjuangkan yang terpinggirkan.

Baca :  “Dak Biso Eloki, Jangan Ngerusak” — Menjaga Marwah PEPABRI dengan Jiwa Kesatria dan Semangat Kebangsaan

Hijrah juga berarti membebaskan diri dari kebiasaan buruk. Dari amarah yang tak terkendali, dari lisan yang menyakitkan, dari hati yang iri, serta dari gaya hidup yang hanya mengejar dunia semata. Tahun Baru Islam adalah panggilan untuk berpindah—dari kelalaian menuju kesadaran, dari kegaduhan menuju ketenangan, dari dunia yang bising menuju keheningan perenungan batin.

Baca :  Sekolah Rakyat: Jalan Baru Menuju Harapan Anak Bangsa

Kini, 1 Muharram 1447 H telah tiba. Mari jadikan ini bukan sekadar seremoni, melainkan titik tolak perubahan. Mari berhijrah, meski perlahan, asal terus melangkah. Jangan takut berubah. Dunia tidak akan berubah jika manusia tidak berubah. Dan manusia tidak akan pernah berubah tanpa niat hijrah yang jujur dan sungguh-sungguh.

Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Semoga langkah hijrah kita menjadi cahaya bagi diri, keluarga, dan sesama. Semoga hati kita berpindah ke tempat yang lebih terang, lebih lembut, dan lebih berarti.

Penulis: Jagat Taniwara54

Share :

Baca Juga

Artikel

Polemik Pagar Laut: Hiro Taime dan Soleman Ponto Minta Ketegasan Penegakan Hukum

Artikel

Kopi sebagai Sumber Inspirasi dan Simbol Kreativitas di Era Digital

Artikel

Hakikat Puasa yang Hakiki: Puasa Rasa Sejati

Artikel

BREAKING NEWS: PENJARAHAN HARTA KARUN SUNGAI BATANGHARI, WARISAN PERADABAN DUNIA TERANCAM PUNAH..!

Artikel

Seleksi Penerimaan Cata PK TNI AD di Korem 042 Gapu Dipantau Ketat Tim Wasgiat Mabesad

Artikel

Gugatan Rp 612 Triliun! Jokowi, Aguan, dan Airlangga Dituding Langgar Hukum dalam Proyek PIK 2

Artikel

RUU Polri: Ancaman terhadap Demokrasi atau Reformasi yang Gagal..?

Artikel

Memaknai Program Safari Subuh Pemerintah