Papua – Kebersamaan dan gotong royong menjadi pondasi kuat bagi masyarakat Kampung Sorry, Papua. Terbukti, prajurit Satgas Yonif 501 Kostrad bersama warga bahu-membahu membangun gereja yang telah lama mereka idamkan. Di tengah wilayah yang cukup terpencil, semangat juang untuk menghadirkan rumah ibadah ini menjadi simbol persatuan yang nyata.
Di bawah terik matahari, para prajurit berbaur dengan warga, mengangkat bahan bangunan, memasang atap, dan menyusun dinding. Tak ada sekat di antara mereka. Semua larut dalam semangat kebersamaan untuk menciptakan tempat yang kelak menjadi pusat ibadah, sosial, dan budaya bagi masyarakat setempat.
Dansatgas Yonif 501/BY, Letkol Inf Yakhya Wisnu A., S.Sos., M.Han., menegaskan bahwa pembangunan gereja ini lebih dari sekadar proyek fisik.
“Gereja ini adalah simbol kekuatan kebersamaan antara TNI dan masyarakat Papua. Kami berharap tempat ini tidak hanya menjadi rumah ibadah, tetapi juga pusat kegiatan yang mempererat persaudaraan dan kebersamaan warga,” ungkapnya, Selasa (25/3).
Yang lebih istimewa, pembangunan ini berlangsung di bulan suci Ramadhan. Meski tengah menjalankan ibadah puasa, para prajurit tetap dengan penuh keikhlasan mengangkat semen, menyusun bata, dan membantu warga. Bagi mereka, ini bukan hanya tugas, tetapi juga bagian dari ibadah dan pengabdian kepada sesama.
Inilah wajah sesungguhnya dari TNI yang humanis—tak hanya menjaga keamanan, tetapi juga merangkul masyarakat dan membantu membangun masa depan yang lebih baik. Apa yang dilakukan Satgas Yonif 501/BY di Kampung Sorry adalah bukti nyata bahwa gotong royong tidak mengenal perbedaan.
Sebuah gereja yang kokoh akan segera berdiri, tetapi lebih dari itu, yang semakin kuat adalah ikatan antara TNI dan rakyat Papua.**