Ponorogo – Seorang prajurit TNI, Peltu Bambang, dari Minvetcad Ponorogo, telah mengambil langkah besar dengan menekuni budidaya domba di Desa Suren, meskipun usahanya masih menghadapi tantangan finansial yang signifikan.
Dalam usahanya untuk membantu petani lokal, Bambang menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk budidaya 400 ekor domba. Namun, dia menghadapi kerugian mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan.
“Kebutuhan pakan domba-domba kami mencapai 6-7 ton singkong per bulan, ditambah dengan bekatul dan kedelai sekitar 3 kuintal. Jadi untuk biaya per bulan yang kami keluarkan saat ini, termasuk bayar 4 pegawai kurang lebih Rp 26 juta,” ungkap Bambang.
Meskipun demikian, Bambang tetap bertekad untuk tidak mengurangi skala usahanya agar dapat terus menyerap hasil singkong dari petani di Desa Suren, yang merupakan komoditi utama daerah tersebut.
“Awalnya hasil singkong petani di sini dibeli murah oleh pedagang luar. Karena saya merasa kasihan, dari situ saya mencoba beternak domba dan membeli singkong-singkong dari petani dengan harga yang layak,” katanya.
Meski mengalami kerugian, Bambang menganggap usahanya sebagai wujud kontribusi untuk mengubah nasib para petani setempat.
“Alhamdulillah saya bersyukur bisa membantu para petani dan warga di sini. Paling tidak saya telah menjalankan ajaran Kanjeng Nabi (Muhammad SAW) untuk bekal saya menghadap (meninggal) nantinya,” ujarnya dengan rasa bangga.
Dengan semangat dan komitmennya, Bambang tidak hanya menjalankan tugas militernya dengan baik, tetapi juga memberikan contoh nyata dalam mengimplementasikan nilai-nilai sosial dan kepedulian terhadap masyarakat lokal.**/