MAYBRAT, SRIWIJAYADAILY.COM – Di tengah kompleksitas konflik di Papua Barat, Satgas Yonif 501/Bajra Yudha kembali membuktikan bahwa pendekatan humanis mampu menjadi jembatan menuju perdamaian. Pada Selasa (14/1/2025), HK, seorang Wakil Pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap IV/Sorong Raya, menyerahkan diri bersama istri dan anaknya setelah bertahun-tahun hidup dalam persembunyian di hutan.
Keberhasilan ini bukan hanya soal strategi, tetapi juga buah dari pendekatan penuh empati yang dilakukan oleh prajurit Yonif 501/BY. Di bawah pimpinan Letkol Inf Yakhya Wisnu Ariyanto, Satgas telah membangun kepercayaan masyarakat dengan mengutamakan dialog, bukan konfrontasi.
Sejak tiba di Maybrat pada 2024, Satgas Yonif 501/BY tidak hanya menjalankan tugas keamanan, tetapi juga mendekatkan diri kepada masyarakat. Mereka rutin menggelar kegiatan sosial, membantu pembangunan desa, serta memberikan layanan kesehatan di daerah terpencil. Pendekatan ini membuat masyarakat, termasuk simpatisan OPM, melihat wajah lain dari TNI yang lebih peduli dan merangkul.
Proses penyerahan diri HK adalah salah satu bukti nyata keberhasilan pendekatan ini. Informasi awal diperoleh dari seorang mantan anggota OPM yang telah lebih dulu bergabung kembali dengan NKRI. Dengan penuh kehati-hatian dan rasa hormat, tim yang dipimpin Letda Inf Fanno menjalin komunikasi untuk memastikan proses berjalan tanpa tekanan.
“Pendekatan kami adalah mengedepankan dialog dan empati. Kami memahami bahwa setiap individu memiliki latar belakang yang kompleks, dan tugas kami adalah membantu mereka melihat masa depan yang lebih baik bersama NKRI,” ujar Letkol Inf Yakhya Wisnu Ariyanto.
Setelah menyerahkan diri, HK bersama keluarganya diantar ke Kampung Sorry untuk bertemu keluarga besar mereka. Dalam perjalanan, prajurit Satgas tidak hanya mengawal, tetapi juga memberikan dukungan moral kepada HK dan keluarganya.
Salah satu anggota Satgas, Praka Heri, bercerita, “Melihat anak kecil di pangkuan HK, saya hanya berpikir, mereka berhak memiliki kehidupan yang lebih baik. Itu yang membuat kami semakin bersemangat menjalankan tugas ini.”
Setelah penyerahan diri, HK dan keluarganya juga mendapatkan layanan kesehatan dari tim medis Satgas. Langkah ini menunjukkan komitmen TNI tidak hanya pada keamanan, tetapi juga kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan ini bukanlah yang pertama. Sejak bertugas di Maybrat, Satgas Yonif 501/BY telah membujuk tiga simpatisan dan delapan anggota OPM untuk kembali ke pangkuan NKRI. Dengan pendekatan persuasif, Satgas menunjukkan bahwa kedamaian bisa tercapai tanpa kekerasan.
“Setiap individu yang kembali adalah bukti bahwa dialog lebih kuat daripada peluru,” ujar Letkol Inf Yakhya.
Dengan komitmen yang terus terjaga, Satgas Yonif 501/BY berharap upaya mereka menginspirasi lebih banyak pihak untuk bersama-sama membangun Papua Barat yang damai dan sejahtera. (Dispenad)