Muarojambi – Di sudut Desa Bukit Mas, Bahar Tengah, Kabupaten Muarojambi, Ibu Latifah, seorang Warakawuri berusia 61 tahun, menjalani hari-harinya dengan penuh rasa syukur dan haru.
Sebagai seorang janda yang ditinggal suaminya hampir dua tahun lalu, ia hidup sendirian dalam rumah yang sudah tak layak huni. Namun, seiring waktu, doa-doanya terjawab melalui Program TMMD ke-121 yang digagas oleh TNI Angkatan Darat.
Selama bertahun-tahun, rumah sederhana milik Ibu Latifah menjadi saksi bisu perjuangannya melawan kesendirian dan kesulitan. Setiap kali hujan turun, ia terjaga sepanjang malam, mengamankan barang-barang agar tak basah oleh air yang merembes dari atap rumahnya yang bocor. Namun, segala keletihan itu kini mulai terhapus ketika para prajurit TNI datang untuk memberikan harapan baru.
“Rumah ini adalah anugerah dari Allah melalui TNI,” ucap Ibu Latifah dengan suara bergetar.
Rasa syukur yang ia rasakan begitu mendalam, hingga tak ada kata yang bisa menggambarkan kebahagiaannya saat ini. Baginya, rumah yang sedang diperbaiki oleh tangan-tangan para prajurit bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol dari kasih sayang dan perhatian yang selama ini ia dambakan.
Pengerjaan rehabilitasi rumah Ibu Latifah telah mencapai 30 persen pada Selasa (13/8). Setiap hari, Ibu Latifah menyaksikan para prajurit yang bekerja keras, memberikan sentuhan perbaikan di rumahnya yang dulu rapuh. Melihat hal itu, ia merasa tak lagi sendirian di dunia ini.
“Setiap hari saya melihat mereka bekerja, saya merasa tidak sendirian lagi. Mereka sangat peduli,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ibu Latifah, yang kini memasuki senja usianya, merasa bahwa rumah ini akan menjadi tempatnya menghabiskan sisa hidup dengan tenang.
“Ini adalah berkah terbesar yang saya terima setelah suami saya meninggal,” tambahnya dengan penuh haru.
Sebagai seorang ibu dari tiga anak, Ibu Latifah berharap bantuan seperti ini juga dapat dirasakan oleh Warakawuri lain yang mungkin sedang mengalami kesulitan serupa.
“Saya berharap, di luar sana, Warakawuri lain juga mendapatkan perhatian dan bantuan seperti saya. Ini sangat berarti bagi kami yang ditinggalkan,” tutupnya dengan doa.
Kisah Ibu Latifah adalah cerminan bagaimana perhatian dan kepedulian dapat mengubah hidup seseorang, terutama mereka yang berada dalam situasi sulit.
Di tengah segala keterbatasan, bantuan yang tulus menjadi sinar harapan yang menghidupkan kembali semangat dan rasa percaya bahwa di luar sana, masih ada tangan-tangan yang peduli dan siap membantu. **