Jambi – Keberadaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di tengah masyarakat sering kali menjadi perhatian khusus, terutama ketika mereka mulai menunjukkan perilaku yang mengganggu ketertiban umum. Meski demikian, ODGJ adalah individu yang membutuhkan perhatian dan perawatan, bukan pengucilan. Empati dan kepedulian sangat diperlukan dalam menangani kasus-kasus seperti ini.
Di Kelurahan Thehok, Kota Jambi, seorang ODGJ yang tidak terawat berhasil dievakuasi oleh Babinsa Kelurahan Thehok, Serma Edi Sutopo, bersama Bhabinkamtibmas Bripka Eka Novriyanto, Tim Medis dari Yayasan HIR, dan Ketua RT 36 pada Rabu 28 Agustus 2024.
ODGJ tersebut sebelumnya meresahkan warga sekitar, dan langkah evakuasi diambil untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar.
“Penanganan ini dilakukan agar ODGJ tersebut tidak membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain,” ujar Serma Edi Sutopo.
Setelah dievakuasi, ODGJ tersebut dibawa ke Yayasan Hiro, sebuah lembaga rehabilitasi khusus ODGJ yang berlokasi di Jalan Letmud Sarniem, Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru.
Yayasan Hiro didirikan dengan tujuan memberikan perawatan dan rehabilitasi kepada individu dengan gangguan jiwa, sehingga mereka dapat mendapatkan perawatan yang memadai dan layak.
Ambo Hariansyah, Ketua Yayasan Hiro, menyampaikan bahwa yayasan ini didirikan khusus untuk membantu ODGJ di Kota Jambi. “Yayasan ini memang kami dirikan untuk ODGJ. Harapannya, ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Kota Jambi dalam penanggulangan masalah ODGJ,” kata Ambo Hariansyah.
Penanganan ODGJ di Kelurahan Thehok ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara TNI, kepolisian, tenaga medis, dan masyarakat dalam menjaga keamanan serta kesejahteraan lingkungan. Dengan adanya tindakan cepat dan tepat, diharapkan ODGJ tersebut dapat menjalani perawatan yang diperlukan, sehingga kondisi mentalnya dapat membaik dan tidak lagi menjadi ancaman bagi ketertiban umum.
Upaya yang dilakukan oleh Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan tim medis dari Yayasan HIR ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalam menangani ODGJ, dengan lebih mengedepankan pendekatan yang manusiawi dan penuh empati.**