Tanjab Barat (sriwijayadaily) – Di tengah dusun kecil Permata Indah, Desa Kemuning, sebuah rumah sederhana perlahan bangkit berdiri. Rumah milik Ibu Alui, seorang warga yang selama ini hidup dengan keterbatasan, kini tengah dibangun kembali melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 Kodim 0419/Tanjab. Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ini bukan hanya soal tembok dan atap, tetapi tentang harapan baru yang menggeliat dari desa kecil ini.
Hingga Senin (12/5/2025), progres pembangunan sudah mencapai tahap pemasangan atap. Di bawah terik matahari, terlihat anggota Satgas TMMD dan warga bekerja bersama, mengangkat seng dan memastikan setiap helai atap terpasang dengan kokoh. Keringat yang mengalir di wajah mereka bukanlah penghalang, melainkan bukti semangat gotong royong yang terus menyala.
Pasiter Kodim 0419/Tanjab, Kapten Inf Rudi Chandra Marpaung, yang memantau langsung pengerjaan, merasa bangga dengan kebersamaan yang tercipta. “Pemasangan atap ini menandai bahwa progres pembangunan RTLH sudah mencapai tahapan penting. Kami bekerja sepenuh hati agar rumah ini segera bisa ditempati dan memberikan kenyamanan bagi penerima manfaat,” ujarnya dengan senyum hangat.
Bagi Ibu Alui, rumah ini bukan hanya tempat berteduh. Setiap tembok yang dibangun adalah harapan, dan setiap atap yang terpasang adalah perlindungan dari panas dan hujan. Warga sekitar yang turut membantu tidak hanya menyumbangkan tenaga, tetapi juga memberikan doa dan semangat bagi Ibu Alui. “Saya sangat bersyukur. Tidak pernah terpikir rumah saya akan dibangun sebaik ini,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Program RTLH ini adalah bagian dari upaya TNI untuk membantu masyarakat kurang mampu agar memiliki tempat tinggal yang layak dan sehat. Melalui TMMD ke-124 dengan tema “Darma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah”, harapan-harapan kecil seperti milik Ibu Alui mendapat perhatian nyata.
Seiring berjalannya waktu, rumah ini akan menjadi saksi kisah cinta dan kepedulian antara TNI dan masyarakat. Kisah tentang tangan-tangan yang bekerja bersama, keringat yang menjadi air perjuangan, dan senyum Ibu Alui yang menjadi bukti bahwa kebaikan selalu menemukan jalannya. Rumah ini bukan hanya bangunan, tetapi simbol dari kehangatan, harapan, dan persaudaraan.**)