Semarak Karnaval HUT RI ke-80 di Kota Jambi, Masyarakat Antusias Meski Hujan Babinsa Desa Sungai Buluh Bersama Warga Pengecoran Jalan Setapak Sambut HUT RI ke-80 Babinsa Tanjung Raden Dampingi Warga Persiapkan Lomba HUT RI ke-80 Dandim 0416/Bute Resmikan TPA Nur Rahman di Lingkungan Makodim TMMD Ke-125 Resmi Ditutup di Lampung, Pangdam II/Sriwijaya Tekankan Semangat Kemanunggalan

Home / Nasional

Sabtu, 16 Maret 2024 - 18:01 WIB

Sahat Maruli Tua Sihite, Kisah Perjuangan Penyadap Karet Jadi Prajurit TNI AD

SRIWIJAYADAILY LAHAT – Keinginan yang tinggi ditambah perjuangan dan doa orang tua, mengantarkan seorang penyadap karet seperti Sahat Maruli Tua Sihite berhasil mewujudkan mimpi dia dan keluarganya menjadi Prajurit TNI AD.

Hal itu disampaikan Kapendam II/Swj Kolonel Arh Saptarendra P, S.T., M.M., dalam rilisnya, Jumat (15/03/2024).

Sahat Maruli merupakan salah satu dari 116 prajurit TNI AD yang dilantik di Rindam II/Swj dengan pangkat Prajurit Dua (Prada).

“Yang melantik mereka seharusnya Pangdam II/Swj Mayjen TNI Yanuar Adil, karena beliau ada kegiatan di Jakarta yang urgen maka upacara di Rindam dipimpin Kasdam II/Swj yaitu Brigjen TNI Ruslan Effendy,” tandas dia.

Baca :  Perang 15 Hari yang Mengguncang Dunia: Iran Menang Telak Secara Strategis, Israel Bertahan Karena Campur Tangan AS — Fakta Dibalik Kebohongan Nuklir dan Rudal yang Belum Dilepaskan

Keberhasilan dari Sahat Maruli, lanjut dia, menginspirasi kita semua bahwa setiap orang bisa mewujudkan mimpinya meski secara ekonomi dapat dikatakan berat.

“Orang tua petani dan ibu rumah tangga, dan untuk bantu keluarga, dia bekerja sebagai penyadap karet di kebun orang lain. Sahat membuktikan untuk jadi prajurit tidak harus mengeluarkan biaya yang besar apalagi menyuap,” ujar Sapta tegas.

Saat diwawancarai selesai upacara penutupan pendidikan, Prada Sahat Maruli Sihite tampak bangga duduk disamping kedua orang tuanya.

“Jadi tentara itu cita -cita saya sejak kecil, dan sejak SMA, saya latihan lari, push up dan lain-lain di Yonkav 5 sedangkan untuk psikologi, saya belajar dari You tube, Medsos, perpustakaan di kota ataupun buku-buku,” ujar Sahat Maruli.

Baca :  Dorong Ekonomi Mandiri, TNI Dukung Pembentukan Koperasi Merah Putih di Desa Sogo

Lanjut dikatakan Sahat, sebelum pendidikan di Rindam II/Swj dia pernah bekerja sebagai penyadap karet di kebun orang lain dan mendapatkan upah Rp. 80.000,- per hari.

“Saya juga pernah test dan 2 kali gagal yaitu seleksi Bintara TNI AD dan Tamtama TNI AD,” tandas dia.

Masih ditempat yang sama, sang ayah Jasmer Sihite sampaikan bahwa keinginan yang kuat dari anaknya yang mengantar dia berhasil mewujudkan cita-cita.

“Dia lakukan sendiri dari mulai ambil formulir maupun ikut test. Dulu waktu SMA dia sambil bekerja di kebun Karet dan sore harinya latihan di Yonkav 5/DPC,” ujar Jasmer membuka pembicaraan.

Baca :  Kasad Apresiasi Inovasi Ketahanan Pangan di Bangka Botanical Garden

“Sebagai orang tua, saya ijinkan karena itu memang cita-citanya.

Lanjut Jasmer sampaikan, setelah gagal diseleksi Bintara dan Tamtama PK TNI AD akhirnya Sahat berhasil membuat keluarganya bangga .

“Dia ingin jadi TNI karena ingin membuat orang tuanya bangga. Kami untuk masuk TNI ini satu peser tidak dengan duit. Nggak ada pake uang-uangan, murni kelulusannya 100%,” tegas Jasmer.

“Semoga anak saya ini anak yang membanggakan orang tua, yang dapat mengharumkan bangsa dan negara kita Indonesia,” tutup dia.

Sumber : Pendam II/Swj

Share :

Baca Juga

Nasional

Koramil Telanaipura Gelar Serbuan Vaksinasi Ke TPA Talanggulo

Nasional

Tutup Dikreg-LXI Seskoad, Kasad : Perwira Harus Berkarakter dan Berani Mengambil Keputusan

Nasional

Dirkuad Pimpin Syukuran HUT Ke 78 Corps Keuangan TNI Angkatan Darat

Nasional

Kodam II/Sriwijaya Siap Sukseskan Latma Garuda Shield 2022

Nasional

Menjaga Kebersihan Hati: Kunci Kesehatan Mental dan Spiritual

Nasional

Danrem 082/CPYJ Pastikan Seleksi Administrasi Cata Berjalan Sesuai Protap

Nasional

Pabung Muaro Jambi Letkol Inf Beni Hadiri Kunjungan Waka Polda Jambi di Posyan Citra Raya City

Nasional

Korem 045/Gaya Gelar Tradisi Pelepasan Pejabat Lama Danrem