Oleh : Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla.
Teheran–Yerusalem, Juni 2025 — Perang besar selama 15 hari antara Iran dan Israel telah mengguncang dunia, membuka mata semua pihak tentang siapa sebenarnya kekuatan sejati di kawasan Timur Tengah. Jika dilihat secara jujur dan akademis, tanpa intervensi Amerika Serikat dan sekutunya, Iran jelas menang telak — baik secara strategis, stok persenjataan, maupun keberanian politik.
1. Fakta Perang: Israel Bertahan Karena Payung Barat
Selama 15 hari konflik terbuka, Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal balistik ke wilayah Israel, termasuk ke Tel Aviv dan pangkalan militer Negev. Hampir seluruhnya berhasil dicegat bukan oleh sistem Israel semata, tapi oleh jaringan pertahanan gabungan dari :
• Amerika Serikat (satelit, radar THAAD, dan F-35),
• Inggris dan Prancis (dukungan radar dan teknis),
• serta Yordania yang ikut membuka wilayah udaranya demi pencegatan dini.
Jika tanpa bantuan itu, sistem pertahanan Israel tidak akan mampu menghadapi gelombang rudal balistik Shahed, Zulfiqar, dan Kheibar Shekan milik Iran yang mampu menembus jarak lebih dari 1.500 km.
2. Rudal Iran: Stok Masih Tersimpan, Belum Dikeluarkan Semuanya
Salah satu fakta penting yang jarang diberitakan adalah bahwa :
• Iran hanya mengerahkan kurang dari 15% cadangan rudal jarak menengahnya.
• Rudal-rudal hipersonik dan peluncur silo bawah tanah belum digunakan.
• Iran juga belum mengaktifkan arsenal rudal bawah permukaan (submarine missile system) dan senjata drone swarming massal.
Artinya: Perang ini bukan perang total bagi Iran. Iran hanya menunjukkan “sampel kecil” dari kemampuan strategisnya.
3. Kebohongan Soal Tiga Instalasi Nuklir Iran yang Dihancurkan
Pernyataan pihak Amerika Serikat bahwa mereka telah menghancurkan tiga instalasi nuklir Iran adalah kebohongan besar yang tidak berdasar bukti teknis. Mengapa..?
• Jika benar fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natanz, atau Fordow diserang dan hancur:
• Maka akan terjadi ledakan dahsyat yang memicu gelombang radiasi besar, mirip insiden Chernobyl.
• Laporan dari IAEA (Badan Energi Atom Internasional), WHO, dan Greenpeace pasti akan memunculkan status darurat global.
• Tetapi tidak ada laporan independen yang menunjukkan adanya radiasi atau evakuasi massal.
Maka klaim tersebut hanya narasi perang psikologis yang bertujuan menjaga moral publik Barat dan memanipulasi opini dunia.
4. Kemenangan Iran: Simbolik, Moral, dan Strategis
Jika ditimbang berdasarkan prinsip objektif (apple to apple), maka hasilnya sebagai berikut :
5. Seruan untuk Media dan Masyarakat Global
Masyarakat dunia harus bersikap cerdas, kritis, dan adil. Jangan menelan mentah-mentah narasi sepihak dari media besar yang telah terbukti menjadi corong propaganda militer Barat. Kita membutuhkan media alternatif yang jujur dan bertanggung jawab, serta menyuarakan fakta secara objektif — bukan berdasarkan siapa yang punya senjata nuklir atau veto di PBB.
Penutup: Iran Menang, Israel Bertahan — Dunia Tahu Siapa yang Sebenarnya Berani dan Siapa yang Terlindung
Perang 15 hari ini membuka babak sejarah baru: kekuatan baru dari Timur telah bangkit. Bukan hanya secara militer, tetapi secara moral, keberanian, dan posisi geopolitik. Jika gencatan senjata dihormati, maka kemenangan ini menjadi milik Iran, bukan dalam arti kehancuran lawan, tetapi dalam keberhasilan mengubah wajah sejarah dan menginspirasi umat manusia bahwa kebenaran dan keberanian tetap memiliki tempat di dunia yang penuh manipulasi. (Jt54)