Jambi, 4 Juli 2025 – Udara pagi di halaman Masjid Agung Al-Falah, Jambi, terasa lebih hangat dari biasanya. Bukan karena cuaca, tapi karena semangat kebersamaan yang terpancar dari wajah-wajah para purnawirawan yang berkumpul di sana. Mereka bukan hanya datang untuk bersilaturahmi, tapi juga untuk menunjukkan bentuk cinta dan kepedulian kepada salah satu rekan mereka—Pak Hasanudin, yang tengah berjuang melawan sakit stroke dan batu empedu.
Jam masih menunjukkan pukul 10.00 WIB ketika satu per satu anggota kelompok besuk Bantuan Sosial Peduli Purnawirawan (BS-PP) DPC PEPABRI Kota Jambi tiba. Dipimpin Mayor Purn Burhanuddin, mereka merapat dengan penuh ketulusan hati. Tak ada pangkat yang ditonjolkan, tak ada kelebihan yang dipamerkan—semuanya hadir sebagai saudara yang peduli.
“Alhamdulillah, melalui giat BS-PP DPC PEPABRI Kota Jambi, kita semakin kompak,” ujar Lukman Hakim, salah satu pengurus BSPP DPC Kota Jambi. “Semoga ke depan kita semakin tahu siapa rekan-rekan kita yang sedang sakit… atau yang tengah butuh perhatian.”
Langkah mereka sederhana, namun penuh makna. Dari Masjid Agung, mereka berjalan menuju rumah Pak Hasanudin di Jalan Sultan Taha, Lorong Cempaka 2, RT 01, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin. Beberapa anggota yang telah lebih dahulu tiba menunggu di dekat lapak kecil tempat istri Pak Hasanudin menjual ubi di depan Rumah Dinas Danrem—sebuah potret keteguhan dan kesabaran dalam menghadapi hidup.
Suasana haru tak bisa dihindari saat rombongan tiba dan disambut hangat oleh keluarga. Dalam kondisi fisiknya yang terbatas, Pak Hasanudin tetap berusaha tersenyum. Dengan suara pelan namun penuh rasa, ia berkata:
“Terima kasih, kawan-kawan… Saya tidak menyangka masih begitu banyak yang peduli. Kedatangan kalian seperti obat batin bagi saya. Rasanya seperti kembali ke barak, penuh kehangatan dan semangat.”
Kata-kata sederhana yang menggambarkan betapa berharganya kunjungan itu—bukan soal materi, tapi perhatian dan persaudaraan yang masih dijaga, meski usia tak lagi muda.
Bagi sebagian orang, mungkin ini hanya kegiatan kunjungan biasa. Tapi bagi para purnawirawan ini, momen seperti ini adalah pengikat hati, jembatan kasih, dan napas panjang dari rasa persaudaraan. Tidak semua luka bisa disembuhkan oleh obat, tapi senyuman tulus dan pelukan hangat dari kawan lama bisa menjadi kekuatan luar biasa bagi jiwa yang sedang rapuh.
Kegiatan BS-PP ini menjadi bukti nyata bahwa PEPABRI bukan sekadar wadah organisasi, tapi rumah besar bagi mereka yang pernah mengabdi, dan kini saling menjaga dalam kebersamaan.
Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, dan menjadi pengingat bahwa kepedulian tidak pernah lekang oleh waktu—bahwa dalam tubuh yang menua, semangat persaudaraan tetap menyala. (Jt54)