JAKARTA – Suasana khidmat menyelimuti Markas Besar TNI Angkatan Darat pada Selasa, 8 Juli 2025. Di hadapan para perwira tinggi dan jajaran pimpinan TNI AD, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., memimpin langsung upacara Laporan Korps Kenaikan Pangkat 25 perwira tinggi. Di antara nama-nama yang naik pangkat, satu nama mencuri perhatian: Mayjen TNI Rafael Granada Baay, yang resmi menyandang pangkat Letnan Jenderal.
Kenaikan pangkat tiga bintang ini mencerminkan kepercayaan negara atas dedikasi, prestasi, dan rekam jejak panjang Letjen Rafael dalam institusi TNI. Lahir di Tidore, Maluku Utara, 25 Juni 1971, Rafael memulai karier militernya setelah lulus Akademi Militer tahun 1993 dari kecabangan Infanteri (Kopassus).
Kariernya menanjak melalui jabatan-jabatan strategis: Komandan Grup‑2 Kopassus; Dansepara Pusdikpassus; Danrem 074/Warastratama; Aspotwil Kaskogabwilhan I; serta Direktur H Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Setelah itu, ia menjadi Danpaspampres, Pangdam V/Brawijaya, dan Pangdam Jaya hingga 27 Mei 2025, ketika ia resmi menjabat sebagai Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (Sestama BIN) lewat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/667/V/2025.
Letjen Rafael juga dikenal sebagai “pemburu teroris” saat memimpin operasi di Gunung Tokasa dalam Satgas Madago Raya. Dalam operasi tersebut, dua anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) berhasil dilumpuhkan, memperkuat reputasinya sebagai perwira yang tangguh di lapangan sekaligus cerdas dalam perencanaan strategis.
Dalam amanatnya, Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah pondasi utama pengabdian kepada negara. “Setiap perwira harus terus belajar, tidak boleh merasa cukup. Dunia berubah cepat, dan kita wajib menyesuaikan diri untuk tetap relevan, kuat, dan berguna bagi bangsa,” tekan Kasad. Ia menekankan bahwa kenaikan pangkat bukanlah hadiah, melainkan amanah berat yang harus dijawab dengan kinerja nyata dan loyalitas tinggi.
Letjen Rafael G. Baay kini menjadi simbol perpaduan antara kekuatan tempur, kecerdasan strategi, dan loyalitas tinggi. Dari tanah timur ke pucuk kepemimpinan intelijen nasional, ia menunjukkan bahwa pengabdian terbaik lahir dari semangat menuntut ilmu, ketahanan mental, dan pelayanan tanpa pamrih.
Keteladanan Rafael menjadi inspirasi bagi generasi muda TNI: bahwa prajurit dari daerah pun bisa menjadi pilar utama pertahanan nasional, jika bersenjata ilmu dan dedikasi. Dalam dirinya tergambar sosok pasukan, pemikir, dan negarawan—sebuah kombinasi yang langka dan berharga bagi bangsa. (Jt54)
Sumber Berita:
1. Dispenad – Kasad: Ilmu Adalah Jalan untuk Mengabdi dan Memberi Arti.
2. Okezone.com – “Rafael Granada Baay Jadi Sestama BIN, Jenderal Kopassus Pemburu Teroris di Gunung Tokasa Naik Bintang 3”, 28 Mei 2025.
3. Garuda.tv – “Jenderal Kopassus Pemburu Teroris di Gunung Tokasa Ditunjuk Jadi Sestama BIN”, 29 Mei 2025.
4. CNN Indonesia – “Pangdam Jaya Rafael Granada Baay Dipromosikan Jadi Sestama BIN”, 28 Mei 2025.
5. Wikipedia Bahasa Indonesia – “Rafael Granada Baay”(diakses Mei–Juli 2025).