Menunduk untuk Mengulurkan Tangan: Kodim 0416/Bute dan Lions Club Salurkan Bantuan untuk Pejuang Bangsa LDII Tutup Perkemahan CAI ke-46 Jambi: Serukan Nasionalisme dan Akhlak Mulia LDII Jambi Dorong Dakwah Lewat Tulisan di Perkemahan CAI ke-46 RPJMD dan Pembangunan yang Berakar pada Kebutuhan Rakyat Dari Bapeltan, Pesan Kemanusiaan Senkom Menggema

Home / Portal Militer

Jumat, 23 Mei 2025 - 10:18 WIB

Konflik Lahan SAD di Jambi, Datuk Alif Minta Mediasi: “Kami Akan Bertahan di Tanah Leluhur Kami”

Batanghari, sriwijayadaily.com – Puluhan warga Suku Anak Dalam (SAD) yang dipimpin oleh Datuk Alif saat ini masih bertahan di lahan seluas 236 hektare di kawasan perkebunan sawit di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Lahan tersebut diklaim sebagai milik adat keluarga Datuk Alif, namun telah ditanami sawit oleh perusahaan PT Berkah Sawit Utama selama beberapa tahun terakhir.

Merespons situasi yang terus memanas, Ketua Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Provinsi Jambi, Mappangara, selaku kuasa pendamping Datuk Alif, meminta perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat. Ia mendesak dilakukannya mediasi terbuka yang melibatkan semua pihak, termasuk Gubernur Jambi, Kapolda Jambi, dan Bupati Batanghari.

Baca :  Satgas TMMD ke-124 Kodim 0419/Tanjab Sigap Perbaiki Tangga Madrasah Nurul Iman

“Permasalahan ini telah berlarut-larut tanpa kejelasan. Kami minta ruang mediasi yang adil dan terbuka agar hak masyarakat adat tidak terus terabaikan,” ujar Mappangara, Kamis (22/5/2025).

Baca :  Babinsa Serka Guspendri Dukung Pelaku UMKM di Desa Sebapo

Ia juga mengingatkan bahwa pemerintah pusat telah menunjukkan komitmen dalam penyelesaian konflik agraria, termasuk pencabutan konsesi lahan jika ditemukan pelanggaran. Langkah konkret seperti pengukuran ulang batas lahan juga diusulkan untuk dilakukan secara transparan dan disaksikan bersama.

Sementara itu, Muhammad, anak dari Datuk Alif, menegaskan bahwa mereka akan terus tinggal di tanah tersebut sampai ada keputusan yang sah dan berpihak pada hak masyarakat adat.

Baca :  Kapten Inf Amru: Narkoba Bukan Solusi, Tapi Awal Kehancuran

“Kami mohon Presiden, Gubernur, dan Bupati bantu kami. Ini tanah nenek moyang kami. Kami tidak akan pergi sebelum ada kejelasan. Perusahaan pun tidak pernah meminta izin dari kami,” tegas Muhammad.

Kasus ini menambah daftar panjang konflik agraria antara masyarakat adat dan korporasi di Indonesia. Banyak pihak kini menanti langkah nyata dari pemerintah untuk menengahi dan menyelesaikan sengketa ini secara adil. **/MR)

Share :

Baca Juga

Portal Militer

Danrem 043/Gatam Shalat Idul Fitri 1446 H / 2025 M Bersama Masyarakat Bandar Lampung

Portal Militer

Tim Kesehatan TMMD ke-124 Kodim 0419/Tanjab Jaga Kesehatan Warga Desa Kemuning

Portal Militer

Babinsa Dampingi Pengobatan Gratis di Desa Kademangan: Wujud Kepedulian Terhadap Kesehatan Warga

Portal Militer

Babinsa Ulu Gedong Dukung Budidaya Terong, TNI Aktif Dorong Ketahanan Pangan Warga Jambi

Portal Militer

Sentuhan Kemanusiaan di Pegunungan Papua, TNI Gelar Pengobatan Gratis dan Bagikan Makanan Bergizi

Portal Militer

2.000 Capaja TNI-Polri Terima Pembekalan Patriotisme dari Menhan RI

Portal Militer

Babinsa Sebapo Dampingi Petani Panen Kacang Tanah, Wujud Nyata Dukung Ketahanan Pangan

Portal Militer

Kasad Tekankan Pentingnya Profesionalisme dan Moralitas Prajurit TNI AD