Jayapura- Paskah merupakan hari yang sakral bagi umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk masyarakat di Tanah Papua. Perayaan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian menjadi momentum penting untuk meneguhkan nilai-nilai kasih, damai, dan pengampunan. Tidak sedikit tokoh masyarakat dan agama yang menyerukan pentingnya menjadikan Paskah sebagai tonggak untuk memperkuat persatuan serta menciptakan suasana damai di Bumi Cenderawasih.
Namun sayangnya, momen suci ini tercoreng oleh aksi tak berperikemanusiaan dari gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pada Jumat, 18 April 2025, kelompok bersenjata tersebut melakukan gangguan tembakan di wilayah Sinak Barat, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Aksi teror tersebut tidak hanya meresahkan warga, tetapi juga mencederai semangat toleransi dan kedamaian yang digaungkan dalam perayaan Paskah.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, S.E., M.M., dalam keterangannya membenarkan peristiwa gangguan keamanan tersebut. “Seharusnya gerombolan OPM penjahat kemanusiaan ini menghargai dan menghormati masyarakat, khususnya umat Nasrani yang hendak beribadah Paskah. Namun justru mereka mengganggu dengan mengeluarkan tembakan-tembakan,” tegas Kapendam.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Aparat keamanan tetap sigap menjaga situasi agar tetap kondusif, serta terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap kelompok separatis yang kerap menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa upaya menciptakan kedamaian di Papua masih menghadapi tantangan. Diperlukan sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, tokoh agama, dan masyarakat untuk menolak kekerasan dan menegakkan semangat persatuan demi Papua yang aman, damai, dan sejahtera.**