Tanjung Jabung Timur – Suasana religius dan khidmat menyelimuti kawasan Kompleks Makam Datuk Rangkayo Hitam, Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Sabtu malam 5 Juli 2025. Ratusan masyarakat tumpah ruah dalam peringatan 10 Muharram 1447 Hijriah yang dirangkaikan dengan Haul Datuk Rangkayo Hitam serta santunan kepada anak-anak yatim.
Yang istimewa, acara ini diisi oleh Komandan Koramil 419-06/Rantau Rasau, Kapten Inf Ahmad Taufik Hidayat, yang hadir sebagai penceramah. Dalam balutan seragam loreng TNI, Danramil berdiri dengan santai di hadapan jamaah, berbicara dengan suara lembut, lugas, dan diselingi canda ringan yang membuat suasana akrab dan tidak tegang.
Dalam tausiahnya, Kapten Taufik menyampaikan bahwa peringatan 10 Muharram bukan hanya tradisi, tetapi juga ladang amal yang sangat besar. Ia menyampaikan kisah dan nilai-nilai sejarah Islam dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan sering kali membuat hadirin tersenyum. Bahkan beberapa kali jamaah tertawa kecil karena guyonan khas ala tentara kampung yang diselipkan dengan cerdas.
“Kalau kita pelit senyum, muka kita cepat tua. Apalagi kalau pelit bersedekah, hidupnya juga bisa cepat suram. Jadi senyumlah, dan jangan ragu berbagi,” katanya sambil tersenyum, yang langsung disambut tawa kecil dari warga.
Ia menegaskan bahwa Rasulullah SAW menjadikan 10 Muharram sebagai momen mulia untuk menyantuni anak yatim, memperbanyak doa, dan menebar kasih sayang. Dengan gaya yang merakyat, ia mengingatkan bahwa empati tidak butuh status, cukup butuh hati yang tergerak.
“Kadang kita sibuk mengejar dunia, lupa bahwa di depan rumah kita ada anak yatim yang hanya butuh satu senyum atau sesuap nasi. Di mata Allah, bisa jadi itu lebih berharga dari sepuluh ibadah sunnah kita,” ujarnya.
Tausiah itu juga menyinggung nilai-nilai yang diwariskan Datuk Rangkayo Hitam. Ia mengatakan bahwa tokoh besar seperti Datuk Rangkayo Hitam tidak hanya dikenang karena darah biru atau sejarah, tapi karena akhlaknya yang menginspirasi. Dalam bahasa ringan, Danramil mengajak warga meneladani pemimpin terdahulu yang adil, dekat dengan rakyat, dan tidak sombong.
“Datuk Rangkayo Hitam itu bukan raja yang duduk diam di istana, beliau turun ke rakyat, berjalan di lumpur, dan menegakkan keadilan. Kalau sekarang ada pemimpin yang sukanya main hape dan malas ke lapangan, ya bukan keturunan beliau,” katanya sambil tertawa ringan, disambut gelak tawa warga yang merasa dekat dengan gaya ceramahnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Kapolsek Berbak Ipda Hansmadi Simangunsong, Danpos LanAL Simpang Berbak Pelda Ansori, Ketua MWC NU Kecamatan Berbak Tumirin, Sekdes Rantau Makmur Heri, para Ketua RT, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan masyarakat dari berbagai kalangan usia.
Kapolsek menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya menguatkan spiritual masyarakat, tetapi juga mempererat sinergi antara TNI-Polri dan rakyat. Ketua MWC NU juga menyampaikan rasa terima kasih karena tausiah Danramil tidak hanya penuh makna, tetapi juga disampaikan dengan hati dan kehangatan.
Acara berjalan dengan tertib dan hangat. Dimulai dengan pembacaan Yasin, doa bersama, pembacaan shalawat, tausiah, dan pemberian santunan kepada anak-anak yatim. Suasana malam itu dipenuhi oleh rasa haru, tawa, dan syukur.
Peringatan 10 Muharram bukan hanya mengenang hari Asyura, tetapi juga memperkuat iman, menumbuhkan kasih sayang, dan menyatukan hati. Dan malam itu, masyarakat menyaksikan bahwa TNI tidak hanya bisa berbaris dan bertempur, tetapi juga bisa bercanda, bercerita, dan berdakwah dengan cinta. (Jt54)