Oleh: Letkol (Purn) Firdaus
SETIAP tanggal 19 Desember, TNI Angkatan Darat memperingati Hari Juang Infanteri sebagai momen bersejarah untuk mengenang perjuangan heroik para prajurit Infanteri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hari ini menjadi pengingat atas peristiwa penting di masa lalu, khususnya saat menghadapi Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948, yang melibatkan semangat pantang menyerah dan perjuangan tanpa henti dari prajurit Infanteri bersama rakyat.
Hari Juang Infanteri merujuk pada peristiwa heroik pada 19 Desember 1948 di Yogyakarta, ketika Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan seluruh kekuatan Angkatan Perang Republik Indonesia untuk melaksanakan perang gerilya. Dalam kondisi keterbatasan, prajurit Infanteri menunjukkan keberanian luar biasa, menjadikan mereka simbol semangat juang tanpa kenal lelah.
Peristiwa tersebut menegaskan peran vital Infanteri dalam setiap operasi militer TNI AD, sehingga Korps Infanteri dikenal dengan julukan “Queen of the Battle.” Semangat juang ini menjadi dasar dalam menjaga kedaulatan negara hingga kini.
Peringatan Hari Juang Infanteri ke-76 tahun ini mengusung tema: “Infanteri yang Profesional, Modern, dan Adaptif untuk Mendukung Tugas Pokok TNI AD.” Tema ini menyoroti pentingnya transformasi Korps Infanteri dalam menghadapi tantangan era global.
Korps Infanteri tidak hanya bertugas dalam operasi tempur, tetapi juga terus meningkatkan profesionalisme melalui pelatihan, modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), serta adaptasi terhadap teknologi dan strategi militer terkini.
Peringatan Hari Juang Infanteri biasanya diramaikan dengan berbagai kegiatan, mulai dari upacara militer, atraksi pasukan, hingga lomba peleton beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya (Tonting YWPJ). Acara ini melibatkan prajurit Infanteri, pejabat tinggi TNI, hingga masyarakat, menunjukkan kemanunggalan antara TNI dan rakyat.
Upacara puncak sering ditandai dengan pembacaan amanat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) yang menekankan pentingnya dedikasi dan profesionalisme dalam menjalankan tugas negara. Syukuran dan bakti sosial juga menjadi bagian penting dari peringatan ini, menggambarkan nilai kemanusiaan yang melekat dalam setiap langkah perjuangan Korps Infanteri.
Memasuki era modern, Korps Infanteri menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, roadmap pengembangan Infanteri diarahkan untuk meningkatkan kapabilitas melalui modernisasi alutsista, digitalisasi sistem operasi, dan penguatan kemampuan prajurit dalam berbagai medan pertempuran.
Dengan inovasi teknologi dan strategi adaptif, Korps Infanteri terus menunjukkan eksistensinya sebagai garda terdepan TNI AD dalam menjaga kedaulatan NKRI. Transformasi ini tidak hanya memperkuat daya tempur, tetapi juga mempersiapkan Infanteri menghadapi ancaman kontemporer yang semakin dinamis.
Hari Juang Infanteri bukan hanya peringatan sejarah, tetapi juga momentum refleksi untuk memperkuat semangat juang, profesionalisme, dan adaptasi dalam menghadapi tantangan masa depan. Dengan terus menjaga nilai-nilai perjuangan dan kemanunggalan dengan rakyat, Korps Infanteri siap menjadi pelindung bangsa dan penjaga kedaulatan negara.
Selamat Hari Juang Infanteri ke-76! Mari kita bersama menghormati jasa para pahlawan dan meneguhkan semangat juang demi keutuhan NKRI.**