Muarojambi – Di sebuah desa kecil bernama Muaro Sebapo, Jambi, hiduplah seorang wanita tua bernama Ibu Komsiah. Sejak tahun 1980, Ibu Komsiah menetap di sebuah rumah sederhana yang telah menyaksikan berbagai cerita hidupnya. Rumah tersebut berdiri di RT 9, menjadi saksi bisu kebahagiaan dan perjuangan yang telah dilaluinya.
Ibu Komsiah adalah seorang janda lanjut usia, berusia 75 tahun. Setelah suaminya meninggal dunia, ia menjalani hari-harinya sendirian. Kedua anaknya, yang telah berkeluarga dan tinggal jauh, sesekali mengirimkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup ibunya. Namun, hidup di usia senja dengan penghasilan yang terbatas bukanlah hal yang mudah. Kondisi rumahnya semakin hari semakin memprihatinkan; atapnya bocor setiap kali hujan turun, dindingnya mulai rapuh, dan toiletnya seadanya.
Meskipun demikian, Ibu Komsiah tidak pernah kehilangan semangat. Tetangga-tetangga di sekitar rumahnya seringkali membantu, memberikan dukungan moral dan materi. Kehadiran mereka memberikan sedikit pelipur lara bagi Ibu Komsiah di tengah keterbatasan yang ia hadapi. Ia selalu bersyukur atas kebaikan orang-orang di sekitarnya.
Suatu hari, harapan Ibu Komsiah mulai kembali terbit. Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-112 Kodim 0415 Jambi datang ke desanya. Program ini bertujuan untuk membantu warga desa yang membutuhkan, termasuk melakukan perehaban Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Rumah Ibu Komsiah termasuk salah satu yang terpilih untuk mendapatkan bantuan.
Ibu Komsiah merasa sangat terharu dan bersyukur. Selama proses renovasi, ia melihat bagaimana para prajurit TNI bekerja dengan tekun dan penuh semangat. Rumahnya yang dulu tampak tidak layak huni perlahan berubah menjadi tempat yang lebih nyaman dan aman untuk ditinggali. Atapnya yang bocor diganti dengan yang baru, dindingnya diperbaiki, dan toiletnya direnovasi.
“Terima kasih banyak, Kodim 0415 Jambi. Saya merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan ini. Kini, saya bisa tinggal di rumah yang layak dan merasa aman,” ungkap Ibu Komsiah dengan mata berkaca-kaca pada suatu Sabtu, 27 Juli 2024.
Bantuan ini memberikan semangat baru bagi Ibu Komsiah. Ia merasa tidak lagi sendirian dalam menghadapi hidup. Dukungan dari anak-anaknya, tetangga, dan para prajurit TNI telah memberikan kekuatan baginya untuk terus melanjutkan hidup dengan penuh rasa syukur.
Kisah Ibu Komsiah menjadi bukti bahwa di tengah segala keterbatasan, selalu ada harapan yang bisa mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, hidup Ibu Komsiah kini lebih cerah dan penuh makna. (**)